Senin, 03 Juni 2013

Di NTT, Siswa Tidak Sekolah Masih Tinggi


Oelamasi-TO. Ir. Tri Joko Wahyudiono mewakili Pemerintah Australia (selaku konsultan Manajemen) mengatakan bahwa unsur utama penilaian dalam membangun sekolah ialah berdasarkan prioritas angka perhitungan kasar yang melihat bahwa masih tinggi jumlah siswa yang tidak bersekolah dan masih kurang dari standar nasional yang telah ditetapkan.

Dikatakan bahwa Ausaid yang ada di setiap Kabupaten di NTT tetap membuka diri atas usulan masyarakat akan kebutuhan sekolah untuk dapat di masukan ke dinas pendidikan agar dapat dibuat proposal pembangunan.“Mari masyarakat usulkan, dan kita akan bantu” tandas Tri Joko.

Sementara itu Tokoh masyarakat Kupang Timur, Agus Mauboy mengatakan bahwa pembangunan sekolah ini merupakan impian masyarakat yang terwujud. Selama ini masyarakat merasa beban dan kesulitan mengingat sarana sekolah yang cukup jauh dari rumah sehingga menyulitkan anak-anak bersekolah.

Masyarakat sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan penyelenggaraan pembangunan ini secara khusus kepada pemerintah Autralia, Pemerintah Pusat dan Pemkab Kabupaten Kupang dibawah kepemimpinan Bupati Ayub Titu Eki yang telah berjuang memajukan pendidikan di daerah Kabupaten tercinta.

Tutut dihadiri juga tim pemerimtah Australia dan Pemerintah Indonesia Ir. Irwan, Ir. Zakarias T, Ir. Biben dari Dirjen Pendidikan.
Untuk biaya kedua SMP menelan dana  sebesar Rp. 1.985.465.000 dan satap Banfai sebesar Rp. 762.350.000.

Dengan diresmikan sekolah tersebut, kegaitan belajar mengajar yang telah berlangsung  satu tahun ini  dapat berjalan dengan baik. SMPN 9  guru PNS  2 orang, guru honor 15 orang,   tata usaha  2 orang, jumlah siswa 43 orang. Sedangkan untuk SMPN. 7  guru PNS 3 orang, guru honir 12 orang, 1 orang  tata usaha dan 26 siswa. Satap Banfai 1 orang guru PNS merangkap Kepala Sekolah, guru honor 8 orang, 1 orang tata usaha dan 1 penjaga sekolah. by : elon


0 komentar:

Posting Komentar