Ilustrasi |
Nagekeo-TO.Bupati Kabupaten Nagekeo, Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT), Johanes Nani A’oh mengatakan sementara ini masih
menunggu hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan NTT terhadap keuangan dan mekanisme yang
dijalankan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nagekeo, sebelum menyetujui pengucuran
dana untuk pilkada putaran kedua.
Sebab kata dia, ada indikasi kuat pelanggaran mekanisme pengadaan logistik pilkada Nagekeo yang dilaksanakan 8 Juli lalu, dan lima komisioner KPU Nagekeo telah dipecat Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)."Alokasi anggaran (untuk pilkada putaran kedua) itu kan butuh proses. Saya tunggu hasil audit dulu dari BPK,” tegasnya saat dihubungi wartawan Rabu (21/8).
Sebab kata dia, ada indikasi kuat pelanggaran mekanisme pengadaan logistik pilkada Nagekeo yang dilaksanakan 8 Juli lalu, dan lima komisioner KPU Nagekeo telah dipecat Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)."Alokasi anggaran (untuk pilkada putaran kedua) itu kan butuh proses. Saya tunggu hasil audit dulu dari BPK,” tegasnya saat dihubungi wartawan Rabu (21/8).
Dijelaskan untuk keperluan pemilihan
bupati sudah dialokasikan dana Rp11,5
Miliar dimana dari jumlah alokasi yang
disiapkan KPU Nagekeo untuk putaran pertama sebesar Rp 8,5 Miliar, Namun dalam pilkada putaran kedua masih ada
sisa anggaran Rp 2,6 miliar yang belum dicairkan. KPU malah meminta tambahan Rp
900 juta, sehingga jumlah keseluruhan yang diminta Rp 3,5 miliar.
Ia menambahkan jika meminta tambahan
anggaran dari Pemkab tidak mungkin lagi, karena persiapan dana untuk alokasi
pilkada tidak ada lagi. selain itu untuk
keperluan pencairan dana pihaknya juga akan melihat hasil audit BPK NTT.
Ketua DPRD Nagekeo, Gaspar Batu Bata
meminta BPK NTT untuk memenuhi permintaan Pemkab dan DPRD Nagekeo segera
melakukan audit terhadap penggunaan anggaran dan mekanisme yang dijalani KPUD
saat pilkada putaran pertama yang lalu. Audit itu harus dilakukan sebelum
pilkada putaran kedua dilaksanakan yang menurut rencana pada 23 September
mendatang.
"Seyogyanya harus ada saling
pengertian di sini. BPK NTT harus memenuhi permintaan kami agar audit dilakukan
sebelum pilkada putaran kedua. Sebab, audit itulah yang akan digunakan dasar
pengucuran dana,"katanya. by: del
0 komentar:
Posting Komentar